Take a fresh look at your lifestyle.

Pak Guru Budi Meregang Nyawa, Salah Siapa?

0
Pak Guru Budi Meregang Nyawa, Salah Siapa?

Ilustrasi belajar mengajar di kelas (foto: Google)

Jakarta – Kini sudah tak ada lagi alunan musik dari Pak Guru Budi dalam pelajaran kesenian di SMAN 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur. Pria bernama lengkap Ahmad Budi Cahyono (26) itu meregang nyawa di tangan muridnya sendiri, HI (17), pada Kamis 1 Februari 2018 lalu, setelah mencoret pipi sang murid dengan cat air.

Kasus ini pun mencuat ke publik. Banyak pihak beramai-ramai menyalahkan wajah pendidikan Indonesia yang hanya mementingkan aspek kognitif. Padahal aspek afektif dan psikomotorik juga tak kalah penting.

Dan tak kalah heboh, cemoohan serta berbagai kalimat pedas dilayangkan warganet kepada HI di dunia maya. Perlakuan tidak pantas HI kepada gurunya dianggap sebagai bukti lembeknya generasi zaman ‘now’, bila dibandingkan dengan murid zaman dulu, ketika menghadapi hukuman serupa.

Menanggapi kasus ini, Wakil Ketua Forum Anak Nasional Nabila Ishma mengatakan, mencari kambing hitam bukan jalan keluar yang tepat. Bagaimana pun, tindakan HI memang tak bisa dibenarkan. Namun bukan berarti tak bisa dicari tahu apa penyebabnya.

“Saya tidak membenarkan segala bentuk kekerasan, dimana pun, dan oleh siapapun. Anak seumuran kami seringkali tidak dapat menahan emosi dan gampang bosan. Dan ini dipengaruhi banyak faktor, misalnya pola asuh dalam keluarga yang membentuk karakternya,” kata Nabila saat dihubungi Jurnas.com, Selasa (6/2) di Jakarta.

Menurut Nabila, bukan hal yang tak mungkin sebelum kejadian berlangsung, HI sedang bosan dengan pelajaran kesenian. Apalagi HI termasuk murid yang bermasalah, ketika belakangan diketahui kerap mendapatkan bimbingan konseling di sekolahnya.

“Bisa saja ia merasa dipermalukan di depan teman-temannya hingga tanpa berpikir panjang dia langsung memukul pak Budi, yang akhirnya mengakibatkan kematian,” terang siswi SMAN 1 Bandung tersebut.

Untuk mencegah kasus semacam ini kembali terulang, bagi Linda, hal yang harus dilakukan ialah menguatkan sinergi seluruh pihak demi menguatkan sistem pendidikan karakter secara tepat. Artinya, anak tidak hanya cerdas wawasannya, namun juga baik moral dan perilakunya.

“Kami anak indonesia, paham mengenai hak dan kewajiban kami, termasuk untuk menghormati orang dewasa, termasuk guru. Itu adalah hal yang harus kami lakukan. Dan sudah seharusnya, orangtua di seluruh indonesia menanamkan hal tersebut,” kata Nabila.

TAGS : Guru Budi Sampang Pendidikan Karakter

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/28823/Pak-Guru-Budi-Meregang-Nyawa-Salah-Siapa/

Leave A Reply

Your email address will not be published.